Dari yang hanya bisa dinikmatin di cafe-cafe kekinian, sekarang teh kombucha tersedia beberapa mart dan bisa kita bikin sendiri. Sebenarnya apa ya teh kombucha itu?
Kombucha tea atau teh kombucha adalah minuman hasil fermentasi larutan teh (bisa dari teh hijau atau teh hitam) dan gula dengan SCOBY, atau symbiotic culture of acetic acid (vinegar) bacteria and yeast, selama satu atau dua minggu.
Katanya sih kombucha dipake sebagai prebiotik untuk menyembuhkan penyakit, berikut manfaat dari kombucha:
Menurut ahli gizi, Anna Mason, yang dilansir dari Brit+Co, beberapa penelitian menyebutkan kombucha mengandung antioxidant dan antibacterial yang bisa menurunkan kolesterol, memperbaiki kerusakan sel, dan mencegah atau melawan gangguan infeksi.
Sebagai catatan, apabila kita memilih kombucha yang benar. Ada dua jenis kombucha, menurut Kristina Campbell, penulis buku The Well-Fed Microbiome Cookbook. Yang pertama kombucha dari fermentasi yang dihasilkan dari proses campuran mikroba liar, dan yang satu lagi kombucha yang ditambahkan prebiotik dalam jumlah tertentu setelah proses fermentasi dengan tujuan buat dapetin efek sehat. Nggak semua kemasan mengandung prebiotik, tips dari Campbell, buat milih kombucha yang ada prebiotiknya lihat kandungan dan jumlah bakteri pada label nutrisi.
Yup, kombucha nggak disarankan untuk diminum oleh ibu hamil atau menyusui. Karena kombucha adalah hasil fermentasi di mana pastinya mengandung sedikit alkohol (sekitar kurang dari 0.5%).
Masih menurut Anna Mason, fermentasi kombucha butuh tingkat ketelatenan yang tinggi. Tanpa latihan proses fermentasi yang baik, kombucha DIY kita bukannya menghasilknya bakteri baik malah bakteri jahat. Bahkan dr. Chad Gonzales, gastroenterologist, bilang kalo ada beberapa kasus keracunan kombucha yang banyak dihasilkan dari home-brewing process. Karena itu apabila kita nggak yakin untuk bikin kombucha, lebih baik membelinya. Tips: pilih kombucha dalam gelas kaca, semakin gelap kacanya, semakin baik.
Musti diingat, walaupun diklaim punya kandungan menyehatkan, tapi para ahli dan peneliti sampe sekarang masih meneliti lebih dalam tentang kombucha. Menurut dr. Chad Gonzales, minuman kombucha sebenarnya udah populer tahun 60’an. Para peneliti di Switzerland bilang kalo minum kombucha punya benefit yang sama kayak minum yogurt. Namun dr. Chad menekankan, walaupun kombucha punya sejarah yang panjang tapi sampe sekarang belum ada hasil studi pasti buat memback-up klaim kesehatan tersebut. Karena selama ini penelitian belum pernah diuji langsung pada manusia.
The Conversation menambahkan, sebenarnya kandungan kesehatan kombucha kurang lebih mirip kayak kita minum teh atau makanan fermentasi lainnya. Selama kita enjoy minum kombucha, maka nggak ada larangan kok buat nggak meminumnya.