Photo by Darina Belonogova from Pexels
Girls, kamu tahu nggak sih kalau ternyata perempuan punya kemungkinan 2x lebih banyak menderita depresi jika dibandingkan laki-laki? Di Amerika sendiri, prevalensi gangguan depresi pada perempuan mencapai 26,1% sedangkan laki-laki 14,7%. Perbedaan ini bisa terjadi karena berbagai faktor seperti hormonal, genetik, sosial, dan lingkungan.
Perbedaan struktural antara otak pria dan perempuan, perubahan sensitivitas terhadap berbagai neurotransmitter dan hormon, kecenderungan genetik dan faktor budaya, seperti tingginya pelecehan, tekanan membesarkan anak, berkontribusi pada perkembangan depresi pada perempuan.
Lalu, apakah ada hubungan antara depresi dan menstruasi yang sering dialami perempuan?
Photo by CatsComing from Pexels
Menstruasi dan gejala yang menyertai memang tidak bisa dihindari, namun ada beberapa hal ini yang bisa kamu lakukan kok! Pertama, Gunakan kontrasepsi hormonal. Penggunaan alat kontrasepsi bisa mengakibatkan tubuh terbebas dari gejala menstruasi.
Kedua, konsumsi makanan sehat dapat bermanfaat memberikan ketenangan bagi tubuh. Konsumsi susu yang tidak terlalu manis, sayuran hijau untuk produk sel darah merah, aneka jus buah, dan makanan kaya vitamin B6 seperti ikan.
Mengubah pola hidup menjadi lebih sehat disarankan untuk mencegah munculnya gejala yang berlebihan saat menstruasi. Hal tersebut mencakup rutin berolahraga, mencukupi waktu tidur, kelola stres, dan memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
Langkah terakhir untuk mengatasi depresi saat menstruasi adalah mengonsumsi obat yang disarankan psikiater. Namun, sebelum memutuskan mengonsumsi obat, ada baiknya untuk mencoba beberapa langkah di atas terlebih dahulu ya girls!
Temukan informasi bermanfaat lainnya mengenai menstruasi di Instagram @womenhealthypedia!