​​Benarkah Radiasi Handphone Berbahaya Bagi Perempuan?

Womenhealthypedia

Ditulis oleh:

Womenhealthypedia

06 January 2022

Share artikel ini:

Photo by Tofros.com from Pexels

Memiliki fungsi yang efektif sebagai alat komunikasi dan mudah dibawa kemana saja, penggunaan
handphone, laptop, dan tablet banyak digunakan sehari-hari oleh semua orang di usia produktif. Menurut data statistik penggunaan handphone hampir mencapai 5 miliar pengguna di dunia dari total populasi dunia sebanyak 7,4 milyar orang. Kondisi ini menandakan bahwa gadget sudah menjadi bagian hidup setiap orang.

Peningkatan pengguna gadget tentunya meningkatkan kadar radiasi dan paparan radiofrekuensi. Radiasi ini adalah sebuah komponen energi elektromagnetik yang terjadi pada rentang frekuensi 3 KHz hingga 300 GHz. 

Radiasi radiofrekuensi yang dipancarkan dari handphone bersifat jangka pendek dan berulang secara alami pada intensitas yang tinggi. Sedangkan radiasi radiofrekuensi yang dipancarkan dari stasiun pemancar memiliki durasi yang panjang dengan intensitas rendah. 

Lalu, apakah efek radiasi handphone berbahaya bagi perempuan?


Photo by Mikaela Shannon on Unsplash

Dalam sebuah penelitian yang menguji efek radiasi handphone terhadap siklus haid pada hewan mencit menunjukkan bahwa adanya perpanjangan siklus. Hal ini disebabkan karena terlambatnya ovulasi sel telur pada usia subur. 
 
Penelitian lain yang menggunakan mencit hamil juga mengatakan bahwa paparan radiasi 6 jam per hari selama 2 minggu dapat menurunkan jumlah blastosis dengan disertai peningkatan fragmentasi DNA. Penelitian ini dapat mengindikasi bahwa paparan radiasi dari gadget memberikan efek negatif pada perkembangan embrio.
 
Mayoritas perempuan meletakkan gadget dekat area bawah tubuh seperti dalam saku atau pangkuan paha dan tidak jarang disimpan di saku baju. Keberadaan gadget ini dapat memberikan efek radiasi terhadap organ reproduksi. Radiasi area pelvis dapat mempengaruhi indung telur dan rahim, sedangkan radiasi pada area kepala dapat mempengaruhi kelenjar hipotalamus dan pituitari di otak. 
 
Dampak Radiasi Pada Area Kewanitaan


Photo by Bruno Gomiero on Unsplash

Radiasi dapat mempengaruhi jaringan di sekitar ovarium karena sel telur sensitif terhadap radiasi. Indung telur dapat mengalami perubahan fungsi ditandai dengan adanya atropi folikular dan penurunan daya simpan folikel. Maka dari itu, dapat terjadi penurunan jumlah folikel, gangguan produksi hormon ovarium, disfungsi rahim, dan lainnya. 
 
Radiasi juga dapat memberikan dampak buruk bagi rahim. Paparan radiasi saat usia anak-anak menyebabkan perubahan vaskularisasi rahim, penurunan elastisitas dan volume rahim, serta atropi dinding dalam rahim. Selain kondisi fisik rahim, radiasi juga mempengaruhi implantasi embrio seperti malposisi janin, kontraksi dini, dan persalinan prematur. 
 
Selain itu, radiasi juga menyebabkan penurunan kerja pituitari, bagian otak yang menghasilkan hormon reproduksi. Pituitari menghasilkan hormon gonadotropin yang jika terganggu akan menyebabkan perubahan pada hormon lainnya seperti estradiol, progesteron, dan prolaktin. Akibatnya, akan ada perubahan pada siklus menstruasi.
 
Radiasi mungkin dapat memberikan dampak buruk bagi kewanitaan. Namun, pendapat ini belum sepenuhnya terbahas dengan lengkap. Berbagai faktor juga dapat menyebabkan perbedaan hasil pada setiap individu. Sehingga sebaiknya kita tetap waspada terhadap radiasi baik dari gadget maupun lingkungan sekitar.
 
Menurut kamu, seberapa bahaya radiasi handphone untuk daerah kewanitaan? Bagikan cerita dan pendapat kamu ke Instagram @womenhealthypedia!
 

Other Articles